Minggu, 01 Februari 2015

Sentra Kain Murah Cigondewah

0 comments
 
Sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, Kota Bandung harus bersifat terbuka serta memiliki berbagai peran dan fungsi, serta memiliki daya saing paling kompetitif dibanding kota-kota lainnya dengan memanfaatkan secara optimal dan sinergis berbagai potensi dan daya tarik yang dimiliki yang dapat diandalkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.
Berkaitan dengan pemanfaatan dan peningkatan potensi yang dimiliki kota Bandung khususnya potensi dibidang ekonomi, pemerintah Kota Bandung menetapkan kebijakan mengembangkan tujuh kawasan sentra industri perdagangan antara lain Sentra Perdagangan Kain Cigondewah, Sentra Industri Dan Perdagangan Rajutan Binongjati, Sentra Perdagangan Jeans Cihampelas, Sentra Industri Kaos Suci, Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, Sentra Industri Tahu & Tempe Cibuntu dan terakhir Sentra Industri Boneka Sukamulya Sukajadi Kota Bandung, menjadi kawasan industri potensial, menjadi ikon Kota Bandung yang mendorong meningkatnya kota tujuan wisata.
Tak salah memang jika kemudian Pemerintah Kota Bandung menjadikan kawasan-kawasan tersebut menjadi sebuah kawasan yang bernilai ekonomis serta menjadi kawasan kunjungan wisata belanja. Seperti halnya Sentra Perdagangan Kain Cigondewah, yang memiliki lokasi strategis karena berada dekat ke jalan Tol Padalarang-Cieunyi, ditambah keberadaan tiga kelurahan yang menjadi pemasok keuntungan cukup besar di Kecamatan tersebut yaitu Cigondewah Rahayu, Cigondewah Kulon dan Cigondewah Kaler.
Cigondewah sendiri berasal dari dua kata yaitu ‘ci” yang berarti air dan “gondewah” yang mengandung makna busur panah. Jika awalnya daerah ini tak mendapatkan perhatian dari publik, namun seiring perkembangan yang terjadi tepatnya tahun 1990 semuanya ternyata berubah total.
Tersebutlah H. Aep, seorang lelaki yang sesungguhnya hanya mampu menamatkan pendidikan setingkat SD saja. Namun ia memiliki naluri bisnis yang luar biasa. Ia menangkap peluang yang ada di daerahnya itu. Melihat banyaknya potongan-potongan kain yang sudah tak digunakan dan hendak dibuang pemiliknya, maka H. Aep berinisiatif mengumpulkannya dengan cara membeli dengan harga murah dan menjualnya kembali kepada para perajin topi yang ada di kawasan tersebut.
Seiring perjalanan waktu, rupanya keberuntungan berpihak pada H. Aep, usahanya semakin hari semakin maju. Apa yang dilakukannya ini sepertinya menjadi inspirasi bagi para tetangga dan rekan-rekannya. Maka terjunlah beberapa orang membuka usaha menjual kain-kain potongan tadi. Biasanya kain tersebut didapatkan dari kawasan pabrik yang ada di Rancaekek, Majalaya dan Mohammad Toha. Rupanya kondisi ini semakin hari semakin besar dan berkembang hingga dengan sendirinya kawasan tersebut menjadi kawasan penjualan kain murah yang merupakan sisa bahan dari pabrik.
Tentu saja ini menjadi bukti jika kawasan Cigondewah adalah kawasan yang semestinya mendapat perhatian khusus, utamanya dalam pengembangan ekonomi ke depan. Kehadiran sentra penjualan kain murah Cigondewah mampu pula mendorong usaha lain yang diuntungkan dengan adanya sentra tersebut. Setidaknya kain jenis katun, korduroy, sprey, jeans, batik, printing atau kebaya ada di sana dan dapat dibeli dengan harga yang relatif murah.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang yang menjadi konsumennya. Bukan dari Kota Bandung  dan wilayah Jawa Barat saja, nyatanya diketahui pula ada yang datang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Jakarta bahkan ada pula yang datang dari Negeri Jiran, Malaysia yang sengaja berkunjung ke sana  untuk mencari kain murah untuk dijadikan sebagai bahan untuk membuat pakaian yang diproduksinya. Konsumennya bisa penjahit, pembuat baju bahkan pengusaha baju pun ada.
Awalnya kawasan Cigondewah populer dengan penjualan kain kiloan, walaupun saat ini pun masih berlaku. Namun kebanyakan saat ini justeru penjualannya dengan sistem meteran. Berdasarkan pengakuan dari para penjual yang berada di kawasan itu, barang atau kain yang dijualnya didapat dari pabrik-pabrik di kawasan Kota dan Kabupaten Bandung, Sumedang dan daerah industri di Jabotabek. Inilah kemudian yang membesarkan nama Cigobdewah tadi. Walaupun sekarang pembeliannya harus cash and carry tetapi itu tak menyurutkan usaha penjualan kain murah di Cigondewah menjadi berhenti. Semuanya tetap eksis walau mengalami penurunan dalam soal penghasilan yang didapatkan.
Dengan kondisi inilah maka Pemerintah Kota Bandung menjadikan kawasan Cigondewah menjadi kawasan wisata ekonomi. Juga di daerah tersebut tidak hanya berkembang penjualan sentra kain murah saja tetapi berkembang pula usaha boneka, pembuatan sprei, pembuatan topi, industri konveksi dan bisnis yang berbahan dari kain. Melihat kondisi inilah maka para penjual kain di Cigondewah ini tetap bertahan dengan satu harapan, ke depan usaha yang akan dijalankannya terus berkembang dan dapat menangguk keuntungan yang cukup besar.
Seiring perkembangan yang terjadi tentunya berdampak dari usaha yang dijalankan saat ini. Bertambahnya penjual tanpa diiringi pembeli yang bertambah. Tentu saja mereka yang berdagang di sana seolah saling tarik menarik pendapatan. Tetapi walaupun itu begitu terasa, namun para penjual di sana tetap bertahan dengan kondisi yang ada sebab semua itu telah dilakukan bertahun-tahun bahkan sudah ada yang berpindah tangan kepada generasi selanjutnya. Bisnis penjualan kain murah di kawasan Cigondewah ini tentu sebuah potensi yang masih bisa dikembangkan demi menambahkan pendapatan asli daerah Kota Bandung pada tahun-tahun mendatang.
Jelas ini sebuah aset yang harus terus diperhatikan agar menghasilkan devisa yang cukup besar untuk Kota Kembang ini. Dan sebagai kawasan yang telah cukup lama dikenal masyarakat baik lokal, regional bahkan mancanegara, kawasan sentra industri sekaligus kawasan wisata belanja ini harus dapat memberikan kenyamanan dari aspek infrastruktur yang berwawasan lingkungan dan berwawasan K3 (tertib, bersih dan indah). ***
sumber :  bedanews.com