Senin, 02 Februari 2015

Sentra Pakaian Bulak Timur : Sentra Pembuatan dan Penjualan Pakaian di Bulak Timur Depok

0 comments
Letaknya memang bukan di pusat Kota Depok, tapi ketenarannya sudah sampai di luar Pulau Jawa. Adalah sentra pembuatan dan penjualan pakaian di daerah Bulak Timur, Cipayung, Depok, Jawa Barat. Ketika Anda memasuki Jalan Bulak Timur Raya, mata Anda akan disuguhi dengan warna-warni pakaian yang menggantung dari toko yang berjejer di sepanjang jalan.
Tampak sepanjang Jalan Raya Bulak Timur yang terdapat toko pakaian milik warga.
Tampak sepanjang Jalan Raya Bulak Timur yang terdapat toko pakaian milik warga.
Awalnya, Bulak Timur menjadi sentra pembuatan dan penjualan pakaian bermula pada tahun 1984, seorang pengusaha pakaian asal Kreo, Ciledug, Tangerang memperistri wanita asli Bulak Timur. Kemudian suami istri tersebut membuka pabrik dan toko pakaian, sejak saat itu masyarakat sekitar mulai belajar untuk membuat aneka pakaian dan menjualnya di toko masing-masing. Sejak saat itulah, Bulak Timur menjadi pusat pembuatan pakaian di Kota Depok.
Pusat pembuatan pakaian yang ada di Bulak Timur secara langsung dapat membantu memberdayakan warga sekitar. Ahmad (50), misalnya, warga Bulak Timur yang juga mempunyai pabrik pakaian di rumahnya ini mempekerjakan ibu-ibu dari wilayah setempat untuk melakukan pekerjaan yang terkait dengan produksi. “Di sini rata-rata pegawainya ibu-ibu, soalnya daripada mereka nganggur di rumah ya mending di sini,” ungkap Ahmad.
Ada pula Sanusi (37), warga Bulak Timur yang juga mempunyai pabrik pakaian di rumahnya, Jl. Bulak Timur Raya No.38, Cipayung, Depok. Sanusi mempekerjakan 10 pegawai di pabrik sederhana miliknya.
Tampak pabrik rumahan milik Sanusi yang terletak di Jalan Bulak Timur Raya No.38, Cipayung, Depok.
Tampak pabrik rumahan milik Sanusi yang terletak di Jalan Bulak Timur Raya No.38, Cipayung, Depok.
“Kita produksi sesuai model pakaian yang sedang diminati, biasanya kita ikut(model) baju-bajunya artis,” ungkap Sanusi saat ditemui Paradepok, Senin (02/06/2014), di pabriknya. Sama halnya dengan Sanusi, pabrik yang dimiliki Ahmad juga memproduksi berbagai pakaian seperti celana legging, aneka model kerudung, bahkan pakaian anak-anak.
Pakaian-pakaian yang dijual di salah satu toko milik warga di Jalan Bulak Timur Raya.
Pakaian-pakaian yang dijual di salah satu toko milik warga di Jalan Bulak Timur Raya.
Untuk memasarkan pakaian yang diproduksinya, Sanusi memiliki sebuah toko yang berada di Jalan Bulak Timur Raya. Di toko miliknya, terdapat berbagai macam pakaian seperti celana legging, baju atasan wanita, dan rok. Selain menyalurkan melalui toko, produk pakaian Sanusi juga sudah memasuki pasar di luar pulau Jawa. Setidaknya dalam sebulan, Sanusi melakukan pengiriman barang sekitar 3-4 kali ke sejumlah daerah seperti Pangkal Pinang, Samarinda dan Palangkaraya.
Bahan Sisa Garmen
Saat ini bahan baku yang digunakan oleh warga Bulak Timur untuk membuat pakaian diambil dari pabrik kain di Bandung. Sebelumnya, bahan baku yang digunakan adalah bahan sisa garmen kualitas terbaik yang masih berbentuk gulungan. Bahan sisa garmen tersebut berasal dari pabrik-pabrik garmen di sekitar Depok. Akan tetapi saat ini banyak perusahaan garmen yang gulung tikar dan menyebabkan langkanya bahan sisa garmen tersebut.
Menurut Sanusi, terdapat banyak perbedaan antara bahan kain dari Bandung dengan bahan sisa garmen. Untuk motif dan ketebalan kain pada bahan sisa garmen tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Beda dengan kain yang berasal dari pabrik di Bandung, karena merupakan kain baru maka motif dan ketebalan kain bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Akan tetapi, harga kain yang berasal dari Bandung lebih mahal dari harga bahan sisa garmen.
Dikarenakan produksi sendiri, harga pakaian yang ditawarkan warga Bulak Timur sangat terjangkau. Untuk baju atasan wanita, celana legging, dan rok berkisar Rp15.000-Rp50.000 sedangkan untuk pembeli dengan partai besar mempunyai harga yang sedikit berbeda. Karena merupakan sentra pembuatan dan penjualan pakaian di Depok, tak heran banyak pedagang-pedagang dari Tanah Abang dan Cipulir membeli pakaian dari tempat ini.
Toko-toko pakaian yang barangnya diambil langsung dari pabrik milik warga Bulak Timur.
Toko-toko pakaian yang barangnya diambil langsung dari pabrik milik warga Bulak Timur.
Hingga saat ini, diperkirakan terdapat puluhan warga Bulak Timur membuka pabrik dan toko pakaian. Dengan banyaknya saingan, Sanusi tidak mempunyai strategi khusus agar pakaiannya tak ditinggalkan oleh pelanggan. “Yang namanya rezeki, udah ada yang ngatur. Tapi saya berani jamin kualitas,” terang Sanusi. Sedangkan mengenai omzet, menurut Sanusi tergantung ramai tidaknya penjualan. Bulan Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi Sanusi dan warga Bulak Timur lainnya, karena menjelang dan saat bulan Ramadhan penjualan pakaian meningkat hingga dua kali lipat dari biasanya. [ATR]
sumber : paradepok.com