Selasa, 03 Februari 2015

Spirit Kesundaan Terpelihara di Gegerbitung, Sukabumi

0 comments
Oleh: Muhamad Luthfi
komunitas-sukabumiDARI gunung Aseupan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, nada keprihatinan pada kondisi faktual entitas Sunda tercurah. Urang Sunda sebagai penghuni tanah subur loh jinawi ini, nyaris tak lagi mampu merawat dan memelihara anugerah yang diterimanya.
Nyata terlihat, kerusakan terjadi di sepanjang wilayah yang membentang di seluruh tumpah tanah parahyangan. Kerusakan itupun tidak hanya pada struktur lingkungan geografis, namun juga terjadi pada budaya dan karakter yang membungkus identitas kasundaannya.
Sebelum kerusakan itu menghancurkan semua segi kehidupan kasundaan, Komunitas Manusia Nol berusaha kembali menyadarkan manusia Sunda pada hakikat jati dirinya. Sunda tak sekadar entitas, melainkan budaya yang hidup dalam peradaban yang mashur.
”Kini semua itu nyaris hilang. Manusia Sunda sudah tidak lagi bangga pada budayanya sendiri,” jelas Ketua Komunitas Manusia Nol, Ilham Karim dengan nada penuh keprihatinan. Padahal, Sunda bermakna sangat tinggi. Sunda, kutip Ilham, adalah spirit, nur, dan ruh.
Ciri hakiki kasundaan terletak pada budaya. Manakala budaya tak lagi menjadi dasar tindak-tanduk yang melekat, secara meyakinkan manusia Sunda pun hilang. Sebagai gantinya, budaya global yang berakar pada khasanah budaya asing tidak mampu terserap secara utuh.
”Maka kita tanya diri kita masing-masing, masihkah urang Sunda ini benar-benar nyunda? Beratkah memikul identitas kasundaan? Saya pikir tidak, paham komunitas Manusia Nol, Insya Allah akan menuntun pada jati diri yang melekat pada unsur kasundaan,” jelas Ilham.(tm) 
sumber :  sepertiini.com