Rabu, 02 November 2016

Sejarah Tentang Nyuguh Ke Cireundeu

0 comments

Konon kabarnya beberapa abad yang lalu Raja Pajajaran mengutus Prajuritnya sebanyak 42 orang untuk datang ke Desa Luragunglandeuh seta maksud dan tujuannya membawa seseorang asli turunuan Luragung yang bernama Buyut Suramanggala.
          Setelah beberapa hari diperjalanan sampailah mereka ke desa Luragunglandeuh dan mereka bertemu dengan seorang laki – laki yang sedang mencangkul di sawah, kemudian para prajurit tersebut bertanya kepada laki – laki itu, “ Dimana rumah Suramanggala ? “ laki – laki itupun menunjukan ke arah rumah yang ditanyakan tadi, jauhnya diperkirakan 100 meter dari laki – laki tersebut.
          Setelah tiba di rumah yang ditunjukan tadi ternyata hanya ada seorang perempuan, dan prajurit tersebut bertanya kepada perempuan tersebut “ Apakah benar ini rumah Suramanggala ?” perempaun itu menjawabnya “ iya ini betul rumah Sruamanggala “ sambil menganggukan kepalanya. Pada waktu itu juga mereka menanyakan orang yang bernama Suramanggala dan perempuan tadipun menjawab “ itu dia Suramanggala “ dengan menujukan kea rah laki – laki yang sedang mencangkul tadi.
          Setelah mendengar jawaban dari isterinya maka prajurit tersebut kembali kepada laki – laki yang sedang mencangkul tadi dengan perasaan kesal dan jengkel. Setelah menghampiri kembali laki – laki tersebut mereka memarahi laki – laki tersebut karena merasa dibohongi. “Karena yang ditanyakan adalah rumah Suramanggala saya menunjukan rumahnya tapi kalau menanyakan Suramanggala sayalah orangnya” jawab laki – laki tersebut. Dan setelah mendengar jawaban dari Buyut Suramanggala barulah mereka menyadarinya.
          Setelah beristirahat sejenak Buyut Suramanggala menanyakan apa maksud tujuan mereka datang ke Luragung untuk bertemu dengan Buyut Suramangala. Salah satu komandannya yang menamkan dirinya si Centong menjawab bahwa kami di utus oleh Raja kami untuk membawa Buyut Suramanggala guna dijadikan Panglima Perang di Negara Kerajaan Pajajaran. Namun Buyut Suramanggala  menolak permintaan dari Raja Pajajaran tersebut, yang akhirnya seluruh prajurit memaksanya dengan jalan kekerasan. Tapi karena kesaktian Buyut Suramanggala sambil bersin dan dengan menggoyangkan badannya prajurit sebanyak 42 orang terpental jauh. Setelah mereka siuman dan sadar penglihatannya, mereka melihat kepada arah Buyut Suramanggala seakan – akan kaki kirinya menginjak gunung Ciremai dan kaki kanannya kelihatan mengunjak Gunung Slamet. Setelah melihat kejadian itu maka mereka bercerita kepada Buyut Suramanggala bahwa kesaktian Raja kami ( Raja Pajajaran ) tidak seberapa kesaktiannya jika dibandingkan dengan kesaktian Buyut Suramanggala. Maka Prajurit Pajajaran tersebut sejak saat itu akan mengabdi sepenuhnya kepada Buyut Suramanggala. Namun Buyut Suramanggala mengutus dua orang prajurit untuk kembali serta melaporkan kepada Raja Pajajaran bahwa yang 40 Prajurit pajajaran akan tinggal dan mengabdi kepada Buyut Suramanggala ( sebagai anak buahnya ). Setelah ke dua orang tersebut pergi, Buyut Suramanggala menanyakan kepada prajurit tentang makanannya sehari – hari di kerajaan Pajajaran. Maka dijawab oleh prajurit “makanannya seperti apa yang selalu dipakai sesajen saat nyuguh.”Dan setelah itu Buyut Suramanggala memberikan pesan kepada siapa saja yang menjadi Kuwu ( Kepala Desa ) Luragunglandeuh, setiap bulan Maulid pada hari Jum’at pertama diwajibkan untuk melaksanakan Upacara Ritual yang dinamakan Upacara Nyuguh. Dan yang menyediakan masakan ( sesajen) adalah turunan dari Buyut Suramanggala yaitu untuk ke 40 orang prajurit dari pajajaran yang menurut cerita menjelma menjadi harimau