MAJALENGKA Mungkin tidak banyak orang yang tahu kalau Kabupaten Majalengka memiliki sebuah objek wisata green canyon yang keindahannya sangat berbeda dengan grand canyon di Pangandaran atau di wilayah lain di Jawa Barat.
Green canyon Majalengka letaknya di Desa Sukadana, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, sekitar 2 km dari ibu kota kecamatan atau 16 km dari ibu kota kabupaten.
Yang unik dari green canyon Majalengka ini adalah suhunya sangat dingin, dua tebing yang mengapit sungai Cilongkrang yang ketinggiannya mencapai lebih dari 20 meteran serasa berada di gua besar, di bawah air sungai mengalir jernih dari wilayah hulu.
Tebing batu yang berada di kanan kiri tersebut berwarna kehijauan dan bentuknya seolah diukir membentuk kotak-kotak kecil
Meski jam telah menunjukan pukul 11.30 WIB belum ada sinar matahari menembus sungai. Sinar matahari baru nampak setelah pengunjung berjalan beberapa puluh meter menyusuri arah hulu tepatnya menuju air terjun.
Air terjun tersebut dinamakan air terjun Pelangi, karena bila terkena sinar matahari tampak ada pelangi yang terbentuk dari kepulan air terjun.
"Dinamakan air terjun pelangi karena apabila tersorot cahaya matahari airnya berwarna-warni seperti pelangi," kata Yayat (25) warga setempat, Rabu (15/10/2014).
Menurut Yayat , di Desa Sukadana selain terdapat air terjun dan "Green Canyon" juga terdapat gua kelelawar atau lebih dikenal warga guha lalay, disebut guha lalay karena terdapat ribuan kelelawar yang setiap saat menempel di bebatuan.
"Warga baru mengetahui setelah ramai di twitter dan facebook, kebanyakan pengunjung anak muda dan mahasiswa," ungkap Yayat.
Een, warga lainnya menyebutkan, kunjungan ke green canyon belakangan cukup banyak, setidaknya setiap haru minimal 6 hingga 10 orang. Mereka datang dari berbagai wilayah baik asal Kabupaten Majalengka ataupun dari luar kota.
“Tahunya banyak pengunjung karena saya setiap hari ada di kebun sini,” kata Een ditemui di kebun bawang polongnya.
Untuk menuju ke lokasi tersebut green canyon, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua, hanya kendaraan tak bisa sampai ke lokasi namun harus di simpan di depan rumah penduduk Desa Sukadana.
Dari jalan kabupaten ke lokasi green canyon harus menuruni jalan setapak dan melintasi perkebunan sayur milik penduduk, meski jaraknya hanya beberapa puluh meter saja ke lokasi, namun cukup lelah karena kondisi jalan menurun hingga kemiringan 80 derajat.
Tidak ada tangga karena lokasi objek wisata ini belum ada pengelolanya, namun warga setempat di beberapa titik jalan yang kemiringannya cukup tajam hingga 90 derajat disediakan tangga (taraje:sunda) serta ada pula kawat besi untuk pegangan pengunjung yang diikatkan ke pohon bambu.
Meski jalan menuju lokasi demikian curam, ketika sampai bisa terobati oleh keindahan suasana sungai, dengan udaranya yang cukup dingin hingga 18 derajat disaat kemarau, pengunjung juga bisa mandi atau sekedar merendam kaki untuk merasakan dinginnya air.(Tati Purnawati-"KC"/A-88)***