Seperti halnya Pulau Komodo, Pulau Biawak ini dinamakan berdasarkan satwa yang ada di dalamnya, yakni biawak Sebenarnya, nama asli pulau ini adalah Pulau Rakit. Namun, nama tersebut diganti oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu dengan alasan karena banyak terdapat di habitat sekitar pulau. Selain itu, mungkin penamaan ulang ini dilakukan agar nama Pulau Biawak lebih mudah diingat dibandingkan Pulau Rakit. Beberapa fasilitas pendukung wisata pun telah dibangun oleh pihak pemerintah untuk membuat para wisatawan agar tertarik untuk datang ke tempat ini. Misalnya adalah dengan membangun bangunan di pulau ataupun jalan-jalan.
Pulau yang satu ini pun menawarkan beberapa daya tarik. Pertama adalah dari segi satwa. Kalau bagi saya sih, biawak bukan barang yang langka. Karena di daerah saya masih ada telaga atau danau kecil, jadi saya pun sering melihat yang namanya hewan ini. Namun lain halnya kalau Anda yang tinggal di Jakarta.
Tapi ada keunikan tersendiri dari biawak yang ada di Pulau Biawak ini. Keunikan tersebut adalah kemampuan hidup hewan ini di lingkungan air asin. Padahal biasanya biawak memilih untuk bertempat tinggal di habitat air tawar. Untuk makanannya sendiri, biawak kerap berburu ikan kecil sebagai santapan utamanya.
Kalau ingin memotret para biawak ini pun tidak terlalu sulit. Biawak mempunyai daya penciuman yang tajam. Jadi, cukup taruh ikan di pinggir pantai, maka tak lama para biawak pun akan mengerubungi makanan gratis tersebut. Selain itu, biawak di pulau ini juga tidak terlalu takut dengan manusia. Namun, Anda perlu hati-hati kalau ingin mendekati biawak. Karena kuku biawak cukup tajam dan sabetan ekornya pun tak kalah menyakitkan.
Pantai di pulau ini pun cukup cantik dengan pasir berwarna putih. Dan, karena pulau ini adalah pulau yang tak berpenghuni, suasananya pun sangat tenang. Di pulau ini hanya ada petugas yang ditugaskan untuk menjaga sebuah mercusuar tua peninggalan zaman Belanda.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan di sini adalah snorkeling dan diving. Sayangnya, karena sarana di pulau ini kurang menunjang, peralatan snorkeling dan diving pun harus dibawa sendiri. Namun nggak bakal nyesel dah kalau menyempatkan diri untuk snorkeling atau diving di pulau ini, ditambah lagi terumbu karang di sini masih alami.
Namun, pulau yang masuk dalam wilayah Kabupatan Indramayu ini tak bisa diakses sembarang waktu. Alasan utamanya adalah ancaman ombak yang sangat tinggi. Tidak jarang ombak menuju ke pulau yang berlokasi 40 km dari Kabupatan Indramayu ini mencapai ketinggian 2 meter. Ada baiknya sebelum menuju ke pulau ini untuk menghubungi pemerintah setempat karena menurut informasi, mereka juga menyediakan fasilitas transportasi untuk para wisatawan. Yang paling penting sih, kita harus mengecek informasi mengenai kondisi ombak di laut utara Jawa kalau ingin datang ke pulau ini. Salah-salah, perjalanan ke Pulau Biawak harus tertunda karena kesalahan sendiri.
Sayangnya, seperti kebanyakan tempat di kawasan Jawa, pulau ini juga memiliki cerita mistis. Bahkan banyak orang yang sengaja menyempatkan diri datang ke sini bukan untuk menikmati keindahannya, melainkan untuk mencari pesugihan. Selain itu, ada pula yang datang ke sini karena ingin ziarah ke makam seorang bernama Syekh Syarif Hasan yang dikatakan merupakan salah satu pengikut dari Sunan Gunung Jadi.
Selain itu, terdapat pulau di dekat Pulau Biawak yang juga banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Pulau tersebut bernama Pulau Gosong. Jarak antara pulau ini dengan Pulau Biawak bisa ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam menggunakan perahu. Biasanya, para wisatawan datang ke pulau ini untuk berenang dan snorkeling.
sumber : http://jalan2.com