Upacara Adat Seren Taun adalah syukuran masyarakat agraris yang
diramaikan ribuan masyarakat, bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat
dan mancanegara.
Ritual Adat Seren Taun sudah berlangsung sejak 18 Rayagung 1937. Setiap hari dipertunjukkan pencak silat, nyiblung (musik air), kesenian dari Dayak Krimun, Indramayu, suling rando, tarawelet, karinding, dan suling kumbang dari Baduy.
Pagelaran budaya yang digelar setiap 22 Rayagung dalam
kalender Sunda ini merupakan warisan budaya lokal Sunda yang masih
dirayakan setiap tahun hingga saat ini.
Istilah Seren Taun dalam bahasa Sunda
berasal dari kata seren artinya menyerahkan dan taun yang berarti tahun.
Seren Tahun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan
datang sebagai penggantinya. Upacara Adat Seren Taun merupakan bentuk
rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia hasil pertanian pada tahun
ini dan berharap hasil pertanian akan meningkat pada tahun yang akan
datang.
Bilangan 22 pada penanggalan 22 Rayagung
dan 22 kwintal padi yang ditumbuk memiliki makna tersendiri yaitu
berasal dari bilangan 20 dan 2. Padi yang ditumbuk pada puncak acara
sebanyak 22 kwintal dengan pembagian 20 kwintal untuk ditumbuk dan
dibagikan kembali kepada masyarakat dan 2 kwintal digunakan sebagai
benih.
Padi menjadi objek utama upacara adat
ini karena padi dianggap sebagai lambang kemakmuran daerah Cigugur. Padi
juga direkatkan dengan berbagai cerita rakyat seperti Pwah Aci Sahyang Asri. Pwah
Aci (Pohaci) yang lebih dikenal dengan Dewi Sri yaitu tokoh yang telah
melegenda dan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat agraris
Sunda. Pohaci dipercaya memberikan kesuburan bagi petani sebagai utusan dari Jabaning Langit yang turun ke bumi.
Dalam Upacara Adat Seren Taun akan
dituturkan kembali kisah-kisah klasik pantun Sunda yang bercerita
tentang perjalanan Pwah Aci Sahyang Asri. Tari Pwah Aci sendiri
merupakan salah satu seni tari spiritual yang di dalamnya tersirat
ungkapan rasa hormat dan bhakti kepada Sang Pemberi Hidup melalui gerak
dan ekspresi.
Dalam acara adat ini Anda akan melihat
juga tarin diiringi alat musik angklung. Suara angklung yang ditimpali
suara gendang mempu menghasilkan harmoni suara yang menakjubkan. Ada
juga arak-arakan berbagai hasil panen masyarakat Cigugur. Seribu
kentongan akan menjadi penutup rangkaian acara di Bukit Situ Hyang
menuju Paseban Tri Panca Tunggal diikuti kemudian dengan 10 orang rampak
kendang.
Transportasi
Untuk datang ke Cigugur di Kuningan,
Jawa Barat maka alternatif dari Jakarta dapat memanfaatkan kereta api
yang menuju ke Stasiun Kejaksan Cirebon. Dari Cirebon
lanjutkan perjalanan dengan travel setempat untuk diantar langsung ke
tempat tujuan. Harga travel ini ongkosnya di bawah lima puluh ribu
rupiah. Anda pun dapat menggunakan angkutan bus dari kota terdekat yang
menuju terminal bus di Kabupaten Kuningan.
sumber : www.indonesia.travel