Sabtu, 21 Februari 2015

PANGSI KHAS TATAR SUNDA, Pakaian Rakyat yang Makin Digemari

0 comments
 
AKHIR-akhir ini, kita sering melihat orang berpakaian serbahitam. Khasnya, kaum adam mengenakan baju pangsi yang ukurannya longgar atau gombrong.
Dipercaya, pangsi itu merupakan pakaian tradisional asal tatar Sunda. Mas Nanu Muda, penggiat seni yang juga dosen Tari Rakyat dan Olah Tubuh Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung mengatakan kebenarannya berdasarkan literatur sejarah. "Berdasarkan Pantun Bogor, selain samping disebutkan pangsi merupakan dandanan orang Sunda baheula. Dulu, pangsi hanya warna nila kolot atau hitam," kata Nanu kepada INILAH.
Pria yang sempat menjadi kurator di Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) itu mengatakan, pangsi merupakan pakaian rakyat biasa. Kalau pun pangsi itu dipakai kalangan kerajaan, pakaian itu berlainan bahan dan diselipkan hiasan emas.
Dilihat dari filosofinya, dia menyebutkan warna hitam pangsi itu warna alam, tanah. Selain itu, warna gelap itu bermakna sama dengan ajaran sufi yang menyebutkan dalam hitam itu ada pancaran cahaya tersendiri. "Selain itu, pakaian berwarna putih oleh orang zaman dahulu diasumsikan yang memakainya itu tergolong orang suci," jelasnya yang juga kerap mengenakan pangsi di saat-saat tertentu.
Disinggung mengenai ukurannya yang longgar, Nanu menjelaskan itu berkaitan dengan aktivitas yang dijalankan rakyat biasa. Model serbagombrong itu memudahkan untuk melakukan berbagai kegiatan. "Karena ukurannya itu juga, celana pangsi sering disebut celana komprang yang artinya gombrong," tambahnya.
Mengenai adanya imbauan sejumlah pemerintahan kabupaten/kota di Jawa Barat untuk mengenakan pakaian tradisional tersebut, dia menyambut positif. Kendati demikian, Nanu mengatakan imbauan itu jangan sekadar memakai.
"Masyarakat (Jawa Barat) memang setidaknya harus nyunda, tapi jangan sunda-sundaan," ujarnya seraya mengapresiasi imbauan pemerintahan daerah itu sebagai makna simbolis.
Seperti diketahui, di bawah kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, pengggunaan pakaian tradisional Sunda itu digalakan. Setiap Rabu, para pegawai negeri sipil dan siswa di Kota Bandung akan memakai iket Sunda. 
"Rabu, kita latihan pakai iket bagi pejabat Pemkot dan siswa sekolah. Ini keberpihakan kita pada kebudayaan Sunda, selain berbahasa Sunda. Penampilan juga mencerminkan," kata Ridwan Kamil.
Tak hanya di lingkungan pemerintahan, penggunaan pakaian tradisional itu pun terlihat di sejumlah lembaga pendidikan atau sekolah. 
Dari keterangan yang dihimpun, pangsi merupakan pakaian unik untuk pria orang Sunda. Setelan yang serba longgar itu termasuk pakaian serbaguna. Sejarahnya,  celana pangsi dipakai para pesilat. Pangsi pencaksilat digunakan untuk olahraga, tetapi sering juga digunakan oleh petani, seniman, dan bahkan pejabat dalam perayaan adat.
Sejauh ini, orang Sunda tidak bisa mengklaim sebagai satu-satunya daerah pemilik pangsi. Seperti masyarakat Betawi yang mengenakannya sebagai pakaian tradisional. (doni ramdhani/den)