GARUT TCJ, Di Jawa Barat, khususnya Garut, ada salah satu kesenian yang sangat
populer di kalangan masyarakat yang dinamakan seni ketangkasan domba
garut. Kesenian ini merupakan warisan budaya yang diturunkan secara
turun-temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang sehingga
kesenian ini masih tetap lestari.
Sebelumnya
saya hanya tahu bahwa jenis domba ini terkenal akan kelezatan dagingnya
dan kualitasnya kulitnya yang katanya merupakan salah satu kulit
terbaik yang ada di dunia. Satu pengalaman unik mengenai domba ini,
tukang sate langganan saya, saking fanatiknya, dia hanya berjualan sate
hanya menggunakan daging domba Garut, kalau stock domba ini kosong dia
tutup warungnya, hehehehe fanatik tinggat tinggi.
Minggu kemarin saya mengunjungi sebuah kontes ketangkasan domba Garut .
Saya tidak perlu susah-susah untuk pergi ke Garut, karena kontesnya
sendiri kebetulan dilaksanakan di area kampus saya. Karena ini
kesempatan langka, tidak pikir-pikir panjang saya langsung datang saja
ke arena kontes, pingin lihat langsung wujud domba yang namanya sangat
terkenal di seantero dunia perdombaan ini hehehehe.
Menurut sejarahnya, domba Garut adalah domba hasil persilangan antara
domba lokal asli Indonesia dan domba luar (Asia dan Afrika). Hasil
persilangan ini menghasilkan domba unggulan yang memiliki ciri-ciri
ukuran badan besar, badan tinggi, stamina kuat, dan tingkat agresivitas
yang tinggi. Domba jenis ini pertama kali dikembangkan di daerah Garut,
karena itulah domba unggulan ini diberi nama domba Garut.
Balik lagi ke arena kontes, setelah melihat langsung wujud asli domba
ini, saya langsung “terpikat” dengan jenis domba ini hehehehe. Wujud
domba ini berbeda dengan domba-domba yang pernah saya lihat sebelumnya,
berbadan besar lebar, tinggi, kekar, tanduk yang kokoh, dan cenderung
agresif. Tidak salah lagi domba ini memang jenis domba spesial, pantes
aja namanya begitu mendunia hehehehe.
Kontes terdiri dari beberapa kategori, kalau nggak salah ada kategori
seni laga ketangkasan, raja petet, raja kasep, dan raja pedaging. Yang
paling banyak menarik minat pengunjung adalah seni laga ketangkasan.
Sepertinya inilah kategori yang paling bergengsi di antara kategori
kontes lainnya. Harga domba bisa melambung tinggi jika domba bisa juara,
dan pastinya nama padepokan domba yang bersangkutan menjadi terkenal.
Sebelum berlaga dalam seni ketangkasan domba, domba-domba dibagi menjadi
kelas A, kelas B, dan kelas C sesuai dengan berat badan domba. Kalau
saya sih menyebutnya kelas A untuk kelas berat, kelas B kelas menengah,
dan kelas C untuk kelas ringan hehehe. Aturan yang diterapkan pun sangat
ketat dalam laga ketangkasan, hal ini dimaksudkan agar domba tidak
tersakiti, menjunjung tinggi prinsip animal wellfare. Pukulan maksimal
yang diperbolehkan hanya sebanyak 20 kali dalam satu pertandingan. Laga
ketangkasan dipimpin oleh wasit dan diawasi oleh dewan hakim, dan dewan
juri. Kriteria juara ditentukan oleh kualitas pukulan, gaya bertanding,
ketangkasan, keindahan fisik, kelincahan, dan sebagainya.
Di dalam arena dua ekor domba beradu agresivitas. Jual beli tandukan
silih berganti antara dua ekor domba ini. Percaya atau tidak, menurut
saya tingkat kecerdasan domba ini tinggi, ketika disuruh pelatihnya
mundur, mereka nurut mundur, dan ketika disuruh maju, mereka menyerang
tanpa ragu. Uniknya laga ketangkasan ini juga diiringi oleh musik
tradisional Sunda untuk lebih memeriahkan suasana. Selama laga, para
pemilik domba dan teman-teman sepadepokan akan menari untuk memberikan
semangat kepada domba yang sedang berlaga di pinggir arena. Suasana
keceriaan terlihat jelas sekali, walaupun sedang berkompetisi semua
happy hehehehe.
Puas melihat laga ketangkasan, saya berkeliling melihat domba-domba yang
lagi mengantri untuk berlaga. Iseng-iseng saya ngobrol dengan salah
satu peternak. Kita ngobrol panjang lebar mengenai domba jenis ini. Dari
Bapak peternak inilah saya tahu bahwa harga satu domba ini mencapai
harga puluhan juta rupiah, harga yang sangat fantastis. Saya tanya juga
kenapa harga bisa mahal begitu, katanya yang pertama karena hobi dan Dia
sangat cinta domba Garut ini. Tadi Bapak tawar anakan unggulan 7 juta,
tapi nggak dilepas ama pemiliknya, minta 13 juta katanya. Bagi saya yang
awam 13 juta adalah harga yang begitu fantastis hanya untuk seekor
anakan. Tapi kalau sudah hobi dan cinta, apa mau dikata hehehehe.
Saya pikir kontes seni ketangkasan domba Garut sangat menarik. Selain
melestarikan budaya turun-temurun yang telah berkembang di masyarakat,
melalui kesenian ini juga,bicara domba tidak lagi hanya bicara sekedar
domba, tidak hanya bicara daging, kulit, dan susu saja, melainkan ada
value lain dari domba yang dapat eksplor oleh peternak yang membuat
peternak bergairah untuk berternak. Ada faktor lain seperti faktor cinta
dan faktor kebanggaan yang membuat harga domba Garut melebihi dari
harga ekonomisnya, ujung-ujungnya dapat membuat peternak menjadi
sejahtera. Semoga kesenian ini tetap lestari, semoga peternak bisa
menghasilkan domba-domba unggul lainnya.
sumber : kompasiana kiriman dari Ari Anam